Ini cuma cerita yang saya post karena temenku dan sekaligus menuh2in postingan XD cerita ini sebenernya buat lomba kemarin hari Rabu, waktu itu ada acara HarDikNas, jadi semua siswa wajib ikut lomba. gila tuh, udah WAJIB, temanya di tentuin pula . nasib2 -_- tapi untung aja niichan-ku ngasih ide, jadi bikin cerpennya lancar deh. haha.. XDD uda ah segini dulu.
Di Saat Aku Berada di Surabaya
Aku,
Kazuya Kamenashi. Aku adalah artis asal Jepang yang berlibur ke Indonesia. 2
bulan yang lalu, aku belajar bahasa Indonesia di Jepang dan sekarang aku sudah
lebih lancar berbahasa Indonesia. Beberapa tahun yang lalu, aku sudah pernah
pergi ke negara ini, tapi saat itu aku pergi ke pulau Bali. Kali ini, aku pergi
ke pulau Jawa. Aku tertarik dengan kota yang bernama Surabaya, jadi aku memutuskan
untuk berlibur ke kota itu. Di Surabaya ini, kotanya cukup luas dan ramai. Aku bersama
kedua temanku, Yuichi Nakamaru dan Ueda Tatsuya, beserta managerku Suzuki Ryo,
menginap di sebuah hotel besar di kota ini. Fasilitas hotel disini cukup bagus,
aku menjadi betah untuk tinggal lebih lama.
Keesokan harinya, Ryo, managerku mengajakku ke sebuah
Kebun Binatang, “Kazuya, bagaimana kalau kita hari ini pergi ke Kebun
Binatang?” Aku langsung menggeleng, “tapi, aku ingin pergi ke pantai” tolakku.
“Aku juga ingin ke pantai. Dulu kau pernah cerita kalau pantai disini cukup
indah bukan, Kazuya?” sela Yuichi yang sepertinya sependapat denganku. “Hmm..
baiklah, kita akan pergi ke pantai. Tapi, jangan salahkan aku kalau pantainya
tidak sama dengan apa yang ada di bayangan kalian.” Ujar Ryo sembari menghela
nafas panjang.
Aku, Ueda, Yuichi dan Ryo
pun masuk ke dalam mobil. Aku duduk di depan bersama Ryo, aku ingin melihat
seisi kota ini, karena kemarin kami sampai pada saat malam hari, jadi kami
tidak bisa melihat dengan jelas seisi kota ini. Saat mobil mulai berjalan, aku
sangat terkejut melihat jalanan kota Surabaya yang sangat ramai dengan
kendaraan pribadinya. Beda sekali dengan di Jepang yang lebih memilih naik
angkutan umum, naik sepeda ataupun berjalan kaki. Apalagi dengan sampah-sampah yang
berserakan dimana-mana, banyak polusi dan orang-orang yang terlantar berada di
pinggir jalan. Ya Tuhan.. inikah Indonesia yang dulunya indah?
“Ryo, bisakah kita mampir ke
sebuah mall dekat sini? Aku ingin membeli sesuatu.” Tanya Ueda sambil memohon
pada Ryo. Ryo hanya tersenyum dan mengangguk. “Terima kasih!” ujar Ueda lega.
Aku menoleh ke belakang, melihat Yuichi yang duduk di sebelah Ueda terpaku
melihat kota yang menurutku cukup ‘kotor’. Saat aku berada di Bali beberapa
tahun yang lalu, kurasa tempat itu tidak sekotor ini. Yah.. aku harap di pantai
nanti, rasa ‘jijik’ ku ini akan sedikit terobati.
Beberapa menit kemudian,
kami sampai di sebuah mall besar, disini lebih bersih ketimbang di luar sana.
Tapi tetap saja, sangat banyak kendaraan pribadi yang di pakai untuk kesini.
Setelah memarkir mobil, kami pun masuk ke dalam mall itu. “Ueda, kau mau
membeli apa?” tanyaku pada Ueda yang berada di depanku. “Sebenarnya aku ingin
membeli jaket, tapi.. aku berubah pikiran.” Ia menggaruk-garuk kepalanya yang
sepertinya tidak gatal. Aku menghela nafas lalu memasukkan telapak tanganku ke
dalam saku celanaku, “Ueda, sepertinya aku tahu alasanmu kenapa kau tidak jadi
beli.” Celetukku sok tahu. “Sudah, lebih baik kita segera pergi ke pantai.
Jauh-jauh pergi ke Indonesia, tapi malah ke mall!” protes Yuichi. Aku menelan
ludahku, sepertinya benar kata-kata Yuichi. Akhirnya kami kembali menuju mobil
lalu segera berlalu dari mall itu. Aku menutup mataku, mungkin lebih baik aku
tidur.
“..ya.. zuya.. Kazuya..!!”
Yuichi berusaha membangunkanku. Aku pun membuka mataku. Sepertinya kami sudah
sampai di pantai. “Apa kita sudah sampai?” tanyaku sambil mengucek mataku. “Iya
sudah sampai, Kazuya~ Ayo cepat!!” seru Ueda sembari menarik lenganku, spontan
aku langsung berdiri dan berjalan mengikuti Ueda. Sambil berjalan menuju pantai,
aku terus menatap sekeliling daerah pantai ini. Ya Tuhan.. sekotor inikah
pantai ini? Jujur, aku sangat shock melihat semua ini. Sampah, sampah dan
sampah. Semuanya di kelilingi sampah.
“Kita sudah sampai di
lautnya.” Jelas Ryo. Aku langsung menutup mulutku, memejamkan mataku. Berharap
semua ini hanya halusinasi, tapi.. ini kenyataan. “Ryo, apa benar ini lautnya?”
tanyaku memastikan. Ryo mengangguk. Yuichi dan Ueda terus menatap seisi pantai
dengan tatapan tidak percaya. Begitu pula aku, aku tidak percaya jika pantai
disini sangatlah kotor, laut yang berwarna cokelat dengan sampah yang
berserakan dimana-mana. Meskipun begitu, masih saja banyak anak kecil yang
bermain air walaupun kondisi air laut yang sangat kotor. “Ini alasannya, kenapa
aku tidak setuju untuk pergi ke pantai.” Ryo menepuk pundakku.
Yuichi duduk di sebuah
bangku yang ada di dekat kami berdiri. “Kazuya, bagaimana kalau kita menggelar
konser untuk menggalang dana pembersihan pantai.” Bisik Ueda padaku. Senyumku
pun mengembang, “ide bagus!” Ku acungkan kedua jempolku pada Ueda. “Ada apa?
Ada apa?” tanya Yuichi penasaran saat aku memuji Ueda. “Kata Ueda, apa lebih
baik kita menggelar konser disini untuk menggalang dana pembersihan pantai yang
sangat kotor ini?” jelasku. “Huaaa!! Ide yang bagus!!” Yuichi ikut mengacungkan
jempolnya. “Bagaimana, Ryo?” tanyaku menanyakan pendapat Ryo. Ia ikut
tersenyum. Lalu aku, Ueda dan Yuichi tos bertiga.
------
Beberapa hari yang lalu,
kami menggelar konferensi press yang di gelar di Jepang., mengumumkan bahwa
KAT-TUN akan menggelar konser kecil-kecilan di sekitar pantai Kenjeran.
Panggung sederhana sudah di gelar di pantai itu, sekarang kami akan berangkat
ke Indonesia. Sepertinya Hyphens (nama fans kami) yang berada di Indonesia
sangat mendukung kami.
Sekitar 8 jam perjalanan,
akhirnya kami sampai di Bandara Internasional Juanda. Banyak fans yang sudah
menunggu kami, tidak kusangka ternyata banyak juga fans kami yang ada di negara
ini. Tidak seperti sebelumnya, sekarang kami membawa beberapa bodyguard untuk mencegah
fans mendekati kami.
Dengan cepat, kami langsung
masuk kedalam mobil yang sudah disediakan, lalu berangkat menuju pantai
Kenjeran, karena sekitar 4 jam lagi konser akan di mulai. Sesampainya di sana,
kami langsung ganti pakaian lalu bersiap-siap untuk konser.
Sekitar 2-3 jam konser
berlangsung dengan meriah dan lancar. Walaupun menurut kami konser ini termasuk
konser yang sangat sederhana, tapi para fans cukup puas dengan ini semua. Aku
senang bisa membuat para fans senang dan aku juga senang bisa mengumpulkan dana
untuk membersihkan pantai yang sangat kotor ini.
Keesokan harinya, kami
menyewa beberapa puluh orang untuk membersihkan pantai ini, ternyata para fans
kami juga datang untuk ikut berpartisipasi membersihkan sampah di pantai ini.
Dengan penuh semangat, kami semua membersihkan sampah-sampah tanpa merasa
jijik. Beberapa jam kemudian, pantai Kenjeran lebih bersih daripada sebelumnya.
Walaupun di laut masih ada beberapa sampah karena keterbatasan. Setelah
semuanya selesai, kami pun pulang, tapi sebelumnya kami berpesan, “Jangan lupa
menjaga lingkunganmu dengan baik!”
~TAMAT~
cerpennya seru banget kak
BalasHapusxl store