Halo semuanya, saya Miyamoto
Rakko. Kali ini, saya akan membahas mengenai kereta api di Madura. Siapa nih,
orang Madura yang penasaran mengenai sejarah dan cerita-cerita kereta api
Madura hingga akhirnya ditutup? Atau mungkin ada yang penasaran, meskipun bukan
orang Madura tapi pingin tahu mengenai kereta api Madura? Sewaktu kalian masih
kecil, pernah naik kereta api di Madura ini? Yang dari Bangkalan sampai mau ke Pamekasan
dulu bisa diakses melalui kereta api. Nah, di sini, saya Rakko akan berbagi
cerita mengenai Kereta Api di Madura.
Kereta api di Madura ini,
dahulunya dibangun oleh perusahaan kereta api swasta milik Belanda yang bernama
Madoera Stoomstram
Maatschappij. Kereta
ini dahulunya memiliki peran sebagai transportasi untuk membawa garam dari
Sumenep menuju Bangkalan. Dimana, pulau Madura itu memiliki potensi alam berupa
garam. Hal ini pun mendorong Belanda untuk membangun jalur kereta api untuk
mempermudah transportasi. Transportasi sebelum adanya kereta api ini, yaitu
menggunakan kereta yang menggunakan tenaga kuda, sapi, keledai. Akan tetapi, itu
tidaklah efisien, dimana kuda, sapi, keledai merupakan tenaga yang juga
membutuhkan istirahat dalam perjalanannya, makan, minum. Tentu akan memberikan
dampak dalam lama perjalanan sampainya garam dan sumber daya alam yang diambil
di Madura.
Jalur kereta api ini dibangun
di daerah selatan Madura. Dapat kita lihat dalam peta pulau Madura sendiri,
bahwasannya pusat-pusat kota yang ada di Madura berada di bagian selatan, bukan
di bagian utara.
Mengapa demikian? Hal ini dikarenakan daerah selatan
dari pulau Madura lebih potensial dibandingkan daerah utara. Tentu Belanda
sudah mempertimbangkan hal itu. Tanah di daerah utara lebih tandus ketimbang di
daerah selatan. Oleh karena itu, Belanda lebih memilih dan membangun jalur
kereta api di daerah selatan pulau Madura. Selain itu juga karena jalur
dibawanya garam akan dibawa menuju Surabaya, hal ini tentu menjadikan jalur
selatan lebih strategis dan lebih menguntungkan.
Jalur kereta api di Madura
dimulai dari Kamal – Telang – Kessek – Sukolilo – Kwanyar – Batah –
Modung – Patengteng – Kadungdung – Blega – Lomaer – Bangcelok – Torjun –
Krampon – Sampang – Tanglong – Camplong – Tanjung – Branta – Pamekasan – Talang
– Prenduan – Kapedi – Aengdakee – Sumenep – Marengan – Kalianget.
Seiring berjalannya waktu,
tidak hanya untuk mengangkut garam saja, namun juga untuk mengangkut orang. Pada
masa itu, masih ada stratifikasi sosial apalagi pada saat itu masa penjajahan
Belanda, hal ini tidak terkecuali pada kereta api. Gerbong-gerbongnya pun
dibedakan antara garam, bumiputera, dan orang Belanda. Tarif yang diberikan
pada bumiputera lebih murah dengan fasilitas yang seadanya. Kereta api pada
masa itu tidak memiliki kecepatan yang seperti sekarang, dimana infrastruktur juga
masih kurang. Jalur kereta api menikung hingga kereta sering tergelincir. Namun
hal ini sudah menjadi biasa bagi pengguna kereta api di Madura pada masa
Belanda. Akan tetapi, perlahan-lahan, kereta mulai tidak lagi efisien. Dimana semakin
banyak perusahaan swasta yang juga memberikan fasilitas dalam bidang transportasi.
Dalam hal ini, Cina yang juga memiliki potensi tinggi untuk memberikan bantuan
fasilitas dengan harga yang lebih terjangkau dibanding kereta api, serta
memberikan waktu yang lebih singkat untuk membawa garam ke Surabaya. Cina menggunakan
transportasi laut dimana mereka mempekerjakan bumiputera, jadi biaya yang
diberikan lebih murah daripada kereta api yang mempekerjakan orang Belanda.
Nah, saya mendapat kabar pula,
bahwasannya pada masa pendudukan Jepang, rel yang ada di Sumenep sudah diambil
oleh pihak Jepang. Dimana kita tahu bahwa besi milik Belanda bukan kaleng-kaleng.
Dan pendudukan Jepang lebih focus pada persenjataan karena mempersiapkan untuk
perang dunia yang ke dua. Jadi, rel yang ada di Sumenep diambil dan dijadikan
senjata oleh tantara Jepang.
Pasca kemerdekaan, hingga sekitar
tahun 1970-an, kereta api di Madura digunakan namun akhirnya diberhentikan. Hal
ini dikarenakan mulai adanya transportasi darat yang lebih cepat dan murah,
seperti bus, mikrolet dan sebagainya. Kereta di Madura berjalan cukup lambat
dan banyak stasiun kecil untuk pemberhentian. Oleh karena itu kereta api di
Madura ini tidak lagi efisien dan akhirnya tidak ada pendapatan yang masuk. Dan
pemerintah memilih untuk memberhentikan operasional kereta api di Madura.
Pada awal 2018, saya dan teman
saya mendapat tugas untuk meneliti geohistori yang ada di Indonesia. Dan saya
memilih untuk meneliti kereta api di Madura. Oleh karena itu saya dan teman
saya mendatangi berbagai lokasi yang dahulunya menjadi stasiun kereta api di
Madura. Dari berbagai sumber yang telah saya lihat di internet, bahwasannya
kereta-kereta yang dulunya berhenti operasi, awalnya diletakkan di Balai Yasa,
Kamal. Akan tetapi, karena tidak terurus sama sekali, pemerintah pun mengambil
kereta tersebut dan diletakkan di museum di Ambarawa.
Kantor Perusahaan Aset Wilayah Madura
Kantor Perusahaan Aset ini dibawahi oleh KAI Daop 8
Surabaya. Apabila ada yang ingin ke sini, bisa meminta surat izin terlebih
dahulu di KAI Gubeng, lalu baru ke Kantor Aset di Kamal ini. Kantor ini
terletak tidak jauh dari pelabuhan Kamal, arah ke Universitar Trunojoyo Madura,
kiri jalan. Kantor ini didirikan untuk mengurus dan memonitoring jalur kereta
api di Madura sekarang ini. Mungkin ada yang bertanya, loh kenapa harus tetap
dimonitoring? Kan sudah ditutup? Jadi gini, jalur rel kereta api ini memang
sudah tidak digunakan untuk saat ini. Tapi tanah yang ada masih menjadi asset milik
pihak KAI. Untuk mendapat pendapatan, pihak KAI ini menyewakan tanah yang
menjadi jalur kereta api. Pasti tidak asing kan ada rumah, toko di atas rel
kereta api? Nah, pihak KAI memang menyewakan tanah tersebut pada warga untuk
dibangun sesuai dengan kontrak yang ada. Akan tetapi, sewaktu-waktu apabila
diminta oleh pihak KAI, KAI juga berwenang atas tanah itu dan kembali menjadi
milik pihak KAI.
Balai Yasa atau Dipo Lokomotif
Kondisi Rel di Kamal
Stasiun Pamekasan yang dialihgunakan menjadi warung
Stasiun Sampang yang sudah dialihgunakan menjadi pasar
Keadaan
rel arah ke Sampang
Baru-baru ini, ada kabar bahwa kereta api di Madura
akan kembali dihidupkan. Namun, saat saya dan teman saya wawancara, hal ini
kembali pada permintaan masyarakat Madura. Karena bagaimanapun, tidak mungkin
akan dihidupkan kembali jika permintaan tidak banyak. Apabila banyaknya
permintaan, maka akan segera dihidupkan dan dioperasikan kembali kereta api di
Madura ini. Siapa nih, yang pingin kereta api dioperasikan kembali di Madura? 😊
Bagi yang ingin melihat kondisi jalur rel, saya memiliki
sedikit cuplikan video yang bisa dilihat di SINI
sangat menarik untuk dibaca
BalasHapusxl pasca bayar tanpa kartu kredit